Ceramah Isra’ Mi’raj Singkat: Shalat adalah Tasliyah
Isra’ mi’raj merupakan peristiwa agung yang sekaligus
menjadi mukjizat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Pelajaran dan hikmah
apa saja yang bisa kita petik? Salah satunya kita dapati melalui ceramah isra
mi’raj singkat ini.
Shalat adalah Tasliyah
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Segala puji bagi Allah yang telah meng-isra’ mi’raj-kan
Rasulullah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk baginda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang tegar menghadapi amul huzn
(tahun kesedihan). Lalu Allah memberikan tasliyah (pelipur lara) untuk
menghibur dan mengokohkannya.
Rasulullah sendiri menyebut tahun 10 kenabian sebagai amul huzn (tahun kesedihan). Sebab pada tahun itu, Abu Thalib, paman yang selama ini membela dengan sepenuh tenaga wafat. Tak lama kemudian, Khadijah radhiyallahu ‘anha, sang istri tercinta yang selalu mendukung Rasulullah dengan jiwa, raga, dan hartanya, juga menghadap Allah Ta’ala. Tepatnya pada bulan Ramadhan tahun 10 nubuwwah.
Ketiadaan dua orang tokoh pembela, membuat kafir Quraisy semakin beringas menyakiti Nabi. Mereka melipatgandakan siksaan terhadap kaum muslimin dan semakin berani berusaha mencelakai Nabi. Melihat Makkah yang sepertinya semakin sulit menerima dakwah, Rasulullah berdakwah ke luar daerah. Beliau berangkat ke Thaif.
Namun, bukan sambutan hangat yang beliau dapatkan. Bahkan, yang beliau hadapi adalah penolakan keras melebihi kerasnya kampung halaman. Penduduk Thaif tidak hanya mengusir beliau, tetapi juga melempari beliau dengan batu hingga kaki beliau berdarah.
Pada saat kesedihan demi kesedihan mendera Rasulullah inilah, Allah Subhanahu wa Ta’ala meng-isra’-kan beliau ke Masjid Al Aqsha. Lalu me-mi’raj-kan beliau, naik ke langit pertama, kedua, hingga ketujuh, lalu sidratul muntaha.
Maka, isra’ mi’raj menjadi tasliyah dari Allah untuk Rasulullah. Allah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaannya di bumi dan di langit, mempertemukannya dengan para nabi, memperlihatkan surga dan neraka, hingga memberinya perintah shalat lima waktu. Dan shalat inilah oleh-oleh utama isra’ mi’raj sekaligus menjadi tasliyah bagi umatnya.
Sekembalinya di bumi, Rasulullah sering bersabda kepada Bilal, “Qum ya Bilal, arihnaa bish shalat. Bangun Bilal, rehatkan kami dengan shalat.” Beliau juga bersabda:
وَجُعِلَتْ
قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ
Dan dijadikan shalat sebagai penyejuk hatiku. (HR.
An-Nasa’i dan Ahmad; hasan)
Demikian pula para sahabat Nabi menemukan kebahagiaan hakiki dalam shalatnya. Shalat menjadi healing bagi mereka.
Post a Comment