Dinilai Kebablasan, Gus Miftah Panen Kecaman Soal Wayang Ustadz Khalid Basalamah
Bukannya mendapat banyak dukungan, Gus Miftah justru panen kecaman
usai menghadirkan sosok lakon mirip Ustadz Khalid Basalamah dalam pertunjukan
wayang di Pondok Pesantren Ora Aji, Jumat (18/2/2022).
Yang dipermasalahkan warganet, pertunjukan wayang itu dinilai
kebablasan. Tampak dalam video yang beredar, lakon wayang mirip Khalid
Basalamah dihajar hingga tangannya putus. Selain itu juga dilecehkan dengan
beberapa adegan. Khususnya saat lakon wayang itu digambarkan melakukan
pemaksaan kepada lakon wayang perempuan sambil mengatakan “sunnah Rasul.”
Sontak, pementasan wayang menuai banyak kecaman di media
sosial.
“Kenapa Gus, jangan kayak gitu lah. Manusia tempatnya salah
dan dosa, kenapa sih gak saling mendukung aja Gus,” kata @mas_roni07.
“Jangan merasa paling benar Gus, kita ini negara bhineka
tunggak ika, NKRI harga mati. Berikanlah contoh toleransi dan saling
menghormati,” kata @deddysuproyadi811
“Agus Miftah cari panggung,” kata @khosimun7
“Miftah ajah jangan panggil gus😂😂👏🙌,”
kata @bam8076
Saat pementasan wayang itu, Gus Miftah juga membacakan sajak
yang kemudian ditayangkan di akun Instagram pribadinya pada 19 Februari 2022.
Berikut ini sajak yang dibacakan Gus Miftah:
Sigro milir..sang gethek si nogo bajul.. Wah...Begitu pandai iblis itu,menyematkan imamah dan jubah dengan warna putih , seakan begitu suci tanpa noda, dengan menghitamkan yang lainnya Haruskah kuda lumping diganti dengan unta lumping?
Haruskah gamelan diganti dengan rebana? Pohon kelapa diganti dengan pohon kurma? Dan haruskah nama nabi Sulaiman diganti karena mirip kata kata Jawa?
Betapa luas iblis itu menghamparkan hijab dari kekerdilan otaknya hingga menutupi sinar matahari junjungan kita, sebagai nabi alam semesta bukan nabi orang Arab saja
Haruskah wayang diganti film film tentang cerita agama produk asing, yang membiayai setiap jengkal pergerakan dan pemberontakan atas nama agama.
Kamu siapa? Aku tahu jenggotmu panjang tapi belum tua,Wajar tak tahu budaya dan tatakrama,
Bagiku lebih nyaman dengan blangkon atau iket dari taplak meja,sebagai penutup kepala ,wujud kerendahan dan ketwadlu'anku belaka,
karena jubah, imamah dan jenggot panjang adalah penampilan bendara atau raja sedang aku hanyalah hamba jelata, tak pantas dengan pakaian bendara dan raja
Karena pintu syurga kini hanya tersisa dan terbuka bagi yang tawadlu' hatinya Sigro milir sang gethek si nogo bajul....
Sajak itu juga menuai kecaman dari warganet. []
Post a Comment