Dudung Sebut Jangan Terlalu Dalam Pelajari Agama, Ini Tanggapan MUI
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung
Abdurachman mengimbau masyarakat jangan terlalu dalam mempelajari agama. Hal
itu ia sampaikan saat bertausiyah di Masjid Nurul Amin, Kota Jayapura, Provinsi
Papua, di sela kunjungan kerja ke Kodam XVII/Cenderawasih.
Dalam video tausiyah yang diunggah akun Dispenad, Dudung
menyinggung tentang implementasi rasa syukur yang sudah diciptakan oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala kepada hamba-Nya untuk menunaikan sholat. Dudung pun menyebut tentang
ilmana sebagai tingkatan keimanan umat Islam.
"Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman
haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat. Oleh karena itu, banyak sebagian dari
orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi
Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam
mempelajari agama," kata Dudung.
Lebih lanjut, kepada jamaah sholat Subuh Dudung menjelaskan
dampak terlalu dalam mempelajari agama adalah terjadi penyimpangan.
"Akhirnya terjadi penyimpangan-penyimpangan. Kaya Sumpah Prajurit, Sapta
Marga, dan 8 Wajib TNI, kalau kalian prajurit tidak memahami tidak mengerti
artinya Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI," ujarnya.
Baca juga: Berdoa Bahasa Indonesia, Jenderal Dudung: TuhanKita Bukan Orang Arab
Menanggapi imbauan itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis mempertanyakan apa maksud Dudung.
"Apa maksudnya jangan terlalu dalam mempelajari
agama?" kata Nafis dalam akun Twitter pribadinya, Ahad (5/12/21).
“Saya menawarkan standardisasi da’i MUI klo mau berganti
profesi sbg penceramah agama he hehe,” lanjutnya.
Baca juga: Gus Wafi: Menyebut Tuhan Bukan Orang Arab adalahPelecehan
Lebih jauh, Nafis meminta Dudung fokus pada tugas pokoknya.
“Baiknya fokus pada tugas pokoknya aja, yaitu pertahanan
negara dan menumpas perusuh dan pembangkang NKRI,” pungkas Nafis. [Wajada]
Post a Comment