Dua Orang yang Tidak Mendapat Ampunan Allah di Malam Nisfu Syaban
Di malam nisfu Sya’ban, Allah akan mengampuni seluruh hamba-Nya. Namun, malang nian, ada dua orang yang dikecualikan. Mereka tidak mendapatkan ampunan-Nya. Siapa mereka?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ
اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ
خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam nishfu Sya'ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yang berbuat syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya. (HR Ibnu Majah; shahih)
1. Orang yang berbuat syirik
Orang yang berbuat syirik, menyekutukan Allah dengan sesuatu, ia tidak akan mendapatkan ampunan Allah. Tidak hanya di malam nisfu Sya’ban, di waktu apa pun ia tidak akan diampuni Allah kecuali dengan syarat meninggalkan syirik tersebut dan melakukan taubat nasuha.
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ
يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa’: 48)
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ
يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisa’: 116)
إِنَّهُ
مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ
النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al Maidah: 72)
Syirik bukan hanya berbentuk menyembah sesuatu selain Allah, sebagaimana kafir Quraisy menyembah berhala di sekeliling ka’bah. Di zaman sekarang, kadang syirik tidak disadari dan dianggap biasa-biasa saja. Misalnya, berdoa kepada selain Allah; berlindung kepada jin; percaya/meminta tolong kepada dukun atau tukang sihir; menggunakan tamimah (jimat) untuk perlindungan; mempercayai ramalan peramal; dan sejenisnya.
Rasulullah pernah melihat seseorang memakai jimat kuningan. Lalu beliau bertanya kepadanya: “Apakah ini?” orang itu menjawab, “Penangkal sakit.” Nabi pun bersabda, “Lepaskan itu, karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu. Sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan beruntung selama-lamanya” (HR. Ahmad)
Baca juga: Ayat Kursi
2. Orang yang bertengkar dengan sesama muslim
Islam bukan hanya menuntun hubungan dengan Allah (hablun minallah). Islam juga mengatur hubungan dengan sesama (hablun minannas). Islam menghendaki hablun minannas juga dijalankan dengan baik, apalagi kepada sesama muslim. Ada konsep ukhuwah islamiyah. Bahwa sesama muslim itu laksana bangunan yang saling menguatkan, dan orang-orang yang beriman itu bersaudara.
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al Hujurat: 10)
Karenanya sesama muslim tidak boleh saling menyakiti, tidak boleh saling membenci, memata-mati, menghasud dan melanggar haknya. Kalaupun dalam keadaan terpaksa kemudian berselisih, Islam hanya memberikan batas waktu tiga hari saling berdiam diri. Lebih dari tiga hari tidak saling sapa, orang itu berdosa. Dan khusus di malam nisfu Sya’ban, sesama muslim yang saling bertengkar –meskipun keduanya bersih dari syirik- mereka tidak mendapatkan ampunan dari Allah.
Maka, mari kita berlepas dari syirik dan memaafkan seluruh saudara seiman sejak malam ini. Semoga dengannya Allah memberikan ampunan kepada kita di malam nisfu Syaban dan mempertemukan dengan bulan Ramadhan dalam kondisi berlimpah keberkahan. Penjelasan lebih lengkap bisa dibaca di artikel Nisfu Syaban. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wajada]
Post a Comment