Dialog Mengharukan Seorang Guru dengan Murid yang Merindukan Ayahnya
Menjadi seorang guru, sungguh beragam kisah yang kerap melintas. Dari berbagai karakter murid dengan latar belakang keluarga yang berbeda. Seperti di sebuah siang yang teduh ini.
Selepas pelajaran di kelas, aku dikejutkan dengan suara isak tangis di sudut kelas menjelang sholat dzuhur.
Sedikit terheran mengapa anak yang biasa tertawa dan suka mengganggu teman, mendadak berurai airmata. Tak biasa melihat anak laki laki yang menangis tersedu di kelas.
Awalnya dia tak mau cerita penyebabnya menangis. Lalu aku pun menduga-duga di dalam hati.
Berkelahikah? Dibullykah ? Atau sakit? Ternyata No! Bukan itu semua jawabannya.
Lalu...?
"Ada apa Nak?" Tanyaku kepadanya.
"Saya kangen papa...papa saya tak pernah memarahi saya, bahkan menegurpun tidak...," jawab muridku sambil tak kuasa menahan isak tangisnya.
Jleb...aku tersentak. Jawaban muridku bagai palu godam yang menggedor-gedor dinding jiwaku.
Muridku rindu hadirnya sosok seorang ayah. Anak laki-laki SMP Kelas 8 itu masih saja terisak dihadapanku.
"Nak...seorang ayah, walaupun dalam diamnya pasti memikirkan anaknya. Pasti perhatian kepada anaknya dengan cara berbeda," ucapku kepadanya.
Wahai ayah, apa dan siapapun dirimu, mendekatlah pada anak-anakmu. Sosok ayah sangat dirindukan tak hanya seorang ibu. Sedikit perhatianmu membuat percaya diri seorang anak bangkit...
Yuuuk menjadi orangtua, ayah yang penuh perhatian. Orangtua yang sholeh. Sang Ayah yang selalu dirindukan kehadirannya, bukan hanya omelannya...
Ayah adalah sosok lelaki pertama yang mengisi ruang hati anak gadisnya dan cermin bagi anak laki lakinya...
Dewi Puspita
Post a Comment