Lima Hari Bantu Korban Banjir di Bantul saat Reuni 212, FPI Klaten Berikan Jawaban Telak Nyinyiran Ahoker
Reuni Alumni 212 masih menyisakan banyak cerita. Salah satunya soal sindiran Ahoker terhadap acara tersebut. Mereka menyebut sebagai bentuk ketidakpedulian karena di saat yang sama sedang terjadi bencana di Jawa Tengah dan Yogjakarta. Tapi fakta ini membantah nyinyiran tersebut.
Di Bantul, angggota Front Pembela Islam (FPI) Klaten justru sudah tidak pulang selama 5 hari. Mereka membantu korban banjir sejak Selasa (28/11/2017). Tak tanggung-tanggung, turun langsung ke lokasi bencana Ketua FPI Klaten Suyadi Abu Fatih. Dia didampingi 15 anggotanya membantu warga di Dusun Wunut, RT 4 Sriharjo, Imogiri, Bantul.
Pada hari pertama, mereka melihat kerusakan parah dea tersebut. Mereka pun sudah mulai berpikir tidak bias hadir dalam Reuni 212. Dugaan mereka tepat. Pada hari ketiga, Sabtu (2/12/2017), FPI Klaten masih bertahan di Posko Relawan Banjir Bantul.
“Di hari yang ke 3 ini kami di Bantul tidak bisa berangkat ke Monas untuk Reuni Akbar 212 karena mendapat amanah membuat Posko Relawan Banjir di Bantul,” kata Abu Fatih.
Abu Fatih menceritrakan kondisi di sana. Banyak rumah warga terendam banjir lebih dari 2 meter. Endapan lumpur mencapai ketinggian 50 centimeter.
“Kemarin kami berbagi makan siang kepada warga, kami lanjutkan evakuasi lumpur dan bersih-bersih Jodikromo (95) yang hanya tinggal bersama anaknya pak Saya (62),”ujarnya seperti ditulis Panjimas.
Hingga hari ini, anggota FPI Klaten masih bertahan untuk memberikan bantuan korban banjir. Sementara di saat yang sama, Ahoker masih saja nyinyir terhadap mereka.
Post a Comment