Palestine Solidarity Day 2017 Digelar di Depok
Peringatan Hari Internasional untuk Solidaritas Palestina yang diperingati setiap 29 November 2017 di seluruh dunia, digelar di Ballroom Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Ahad (26/11/2017). Acara ini digelar oleh Sahabat Palestina Memanggil (SPM) bekerja sama dengan Qupro Indonesia.
Perhelatan akbar yang dimulai pukul 08.00-16.000 WIB ini, dimeriahkan oleh Opick Tombo Ati, Melly Goeslaw, Dik Doank, Neno Warisman, Gen Halilintar, dan tim nasyid Izzatul Islam. Di acara ini juga dilakukan pelepasan relawan kemanusiaan yang akan berangkat ke tempat pengungsian warga Palestina di 3 negara, Turki, Suriah, dan Lebanon, untuk meyerahkan bantuan langsung dari hasil donasi yang selama ini dikumpulkan oleh SPM.
Direktur Utama SPM Salim Assoba mengatakan, peringatan yang rutin digelar setiap tahun ini sebagai bentuk kecaman terhadap penistaan yang dilakukan Yahudi Israel terhadap Palestina dan Masjid Al Aqsa.
"Mengecam dan mengutuk keras yahudisasi kota Al Quds dan penistaan yang dilakukan tentara zionis Israel terhadap Masjidil Aqsa," kata Salim, di Jakarta (23/11/2017)
Selain itu, aksi ini juga merupakan penolakan segala bentuk campur tangan Israel dalam pengelolaan Masjidil Aqsa, termasuk pembagian waktu dan tempat khusus untuk Yahudi, serta keputusan Pemerintah Zionis Israel yang melarang mengumandangnya adzan di masjid-masjid Palestina.
"Mengecam keras keputusan pemerintah zionis Israel yang melarang mengumandangkan adzan dari masjid-masjid Palestina dengan alasan mengganggu warga di sekitar adalah bentuk pelanggaran HAM yang menjamin setiap pemeluk agama menunaikan ritual agamanya sesuai keyakinannya," ujar Salim.
SPM, lanjut Salim, menyerukan kepada semua pihak khususnya Pemerintah Amerika Serikat dan masyarakat internasional untuk menghormati hasil rekonsiliasi nasional antara dua gerakan besar di Palestina, Fatah dan Hamas, yang disepakati pada tanggal 12 Oktober 2017 di Kairo lalu, dalam mengakhiri blokade Jalur Gaza yang sudah berlangsung sejak 11 tahun lamanya.
"Mengingatkan kepada negara-negara Arab dan Islam untuk tidak melakukan normalisasi hubungan dengan Israel karena akan menyengsarakan bangsanya sendiri dan sikap itu merupakan sikap yang tidak solider kepada bangsa Palestina yang kini masih dijajah oleh Zionis Israel," jelas Salim.
Lebih jauh, Salim mengemukakan, SPM mendukung dan memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) yang telah menyatakan bahwa Masjidil Aqsa merupakan situs milik umat Islam dan bukan milik orang Yahudi.
"Untuk itu kami menyerukan kepada pemerintah RI dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo untuk tidak menyerah terhadap lobi-lobi Yahudi yang meminta agar Indonesia tidak mendukung keputusan UNESCO tersebut," seru Salim.
SPM mengajak PBB dan seluruh masyarakat internasional untuk lebih memperhatikan para pengungsi Palestina dan pengungsi-pengungsi lainnya.
Post a Comment