Tiga Kata yang Dikecam JIL Ahoker: Kafir, Komunis dan Pribumi
Serangan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terus terjadi terkait ucapannya soal "pribumi"dalam pidato pertamanya paska dilantik, Senin (16/10). Mereka yang menyerang mayoritas kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL) pendukung Ahok (Ahoker). Mereka ini juga yang menentang keras penggunaan kata "kafir" dan "komunis".
Sebut saja nama Akhmad Sahal. Pentolan JIL Ahoker ini menulis soal "kafir" dalam sebuah situs. Begini tulisnya:
Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tak ada orang kafir. Pemeluk agama disebut berdasar agama masing-masing: orang Islam, orang Kristen, orang Katholik, orang Budha, orang Hindu, orang Konghucu. Mereka tak disebut “kafir.” karena titik acuan NKRI adalah Pancasila, bukan Islam.
“Kafir,” term Bahasa Arab yang artinya “orang yang menutup diri,” merupakan istilah keagamaan dalam Islam untuk menyebut orang yang menutup diri karena mengingkari dan menentang ajaran Islam. Namun harus diingat, kriteria tentang apa dan siapa “kafir” bersandar pada doktrin Islam, dan karena itu, penilaiannya pun dari sudut pandang Islam.
Sedangkan NKRI berasaskan Pancasila, bukan doktrin Islam atau doktrin agama lain. Dalam perspektif Pancasila, setiap pemeluk agama bebas meyakini dan menjalankan ajaran agamanya, tapi mereka tak berhak mendesakkan sudut pandang agamanya untuk ditempatkan sebagai tolok ukur penilaian terhadap pemeluk agama lain.
Lalu ada pentolan JIL Ahoker lainnya yakni Mohamad Guntur Romli yang menyoal isu komunisme.
@GunRomli: Komunisme tdk bisa menyusup, sbgmna ideologi Negara Islam & Khilafah, klau NU menolak keduanya & membela Negara Pancasila
Sementara itu, ada pula Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya yang nyinyir terhadap pemakaian kata "pribumi".
@yunartowijaya: Kok kaget sama pidatonya? Jadi apa yg selama ini anda lihat pada masa kampanye?
Ketiganya adalah tokoh JIL Ahoker yang aktif bersuara di media sosial terkait isu hangat yang menyangkut umat Islam, Ahok, FPI dan lainnya.
Post a Comment