Menyerang Anies-Sandi, Ahoker Justru Kena Batunya
Serangan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno tak pernah berhenti sejak mereka dilantik. Yang terbaru, ketika Sandi meminta Trans Jakarta mencari rute hindari macet, gelombang bully-an datang. Kini, ternyata ide tersebut aplikatif dan rasional. Ahoker menyerang, justru mereka kena batunya.
Ahoker sepertinya lupa, ada jarak sekitar 6 bulan dari Pilgub DKI ke pelantikan. Dan rentang waktu itu, Anies-Sandi telah bekerja dengan Tim Transisi. Saya teramat yakin, ide mengubah rute itu tidak spontan, tapi sudah dipersiapkan secara matang.
Sebelumnya, pada hari pertama kerja, Anies-Sandi juga membuktikan memahami masalah Jakarta. Mereka melihat proyek underpass Mampang. Ini blusukan pertama. Proyek yang menyebabkan kemacetan ekstrim dipilih.
Anies mengatakan penyelesaian proyek itu akan terlambat. Sebabnya, masalah relokasi pipa utilitas. Jumadi (Kepala Proyek) berkata pipa utilitas di area proyek harus dipindahkan terlebih dulu. Tampak jelas, Anies menguasai masalah.
Ini tentu saja sangat menjanjikan. Tim Transisi bekerja efektif sehingga membuat Anies-Sandi layaknya pemimpin yang sudah sekian tahun melayani Jakarta. Dan keduanya tak perlu melontarkan sumpah serapah, caci-maki, umpatan kemarahan untuk meningkatkan kinerja anak buahnya.
Namun, karena Pilgub DKI ini belum selesai, maka nyinyiran Ahoker dan media arus utama akan terus terjadi. Berita soal kecakapan Anies-Sandi akan berkejaran atau bahkan tenggelam dengan hal-hal "aneh" dan "remeh": menerobos jalur satu arah Puncak, ikat pinggang, lampu strobo, sepatu kets hingga helm proyek bertuliskan gubernur dan wakil gubernur.
Erwyn Kurniawan
Post a Comment