"Pulanglah Bapak Presiden, Ada Rakyatmu yang Terluka Lagi"
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah membuat rangkaian kalimat seperti puisi merespon musibah keji yang menimpa Hermansyah, Ahli Telematika ITB. Berikut petikannya:
Ada yang terluka lagi,
Seorang anak muda,
Bersekolah tinggi ahli luar biasa...
Tubuhnya tersayat...
Ia dikenal,
karena menggunakan ilmunya untuk meragukan kerja aparat negara...
Sikap kritisnya mengubah pandangan mata...
Karena di negeri kita,
Aparat bekerja sering tanpa hati.
Aparat bekerja minta dipuji.
Aparat bekerja untuk diri sendiri.
Dan aparat penegak hukum bekerja tanpa alat bukti...
Dan aparat hukum bekerja bukan mencari kebenaran sejati...
Namanya Hermansyah,
Dikeroyok 4-5 orang tak dikenal..
Entah karena apa...
Tetapi apa salah Herman?
Badannya penuh luka..
Bapak presiden,
Sebelumnya ada banyak yang diserang...
Penyidik dan juga polisi...
Ada yg dibunuh dalam tragedi...
Bisakah kita menjawab apakah yang terjadi? Sebab satu perkara tak tertangani sama saja dengan restu terulang kembali..
Dan terlalu banyak yang tak tertangani...
Keadilan seperti diundurkan..
Seperti keadilan diabaikan...
Justice delayed.. justice denied...
Aparat penegak hukum kita menganggap kerja menegakkan hukum seperti kejar tayang kantor berita...
Panggung penegakan hukum kita berisi cerita bukan fakta.. Peradilan kita berisi fiksi bukan alat bukti...
Bapak Presiden,
mengertikan Bapak yang saya katakan? Ini tentang pondasi kesadaran publik pak, tentang apa yg membuat kita bertahan..
Jika hukum tak lagi dapat diandalkan.. dan keadilan seperi menjadi urusan masing2 maka sebenarnya kita sudah tidak bersama..
Bapak merasa semua bisa dibereskan..
Dengan sekali angkat telepon atau memanggil pejabat bersangkutan..
Tetapi bagaimana dengan Hermansyah?
Bagaimana dengan Novel Baswedan?
Bagaimana dengan korban yang diabaikan?
Pulangkah Bapak Presiden,
di sini banyak kerjaan...
Di sini banyak yang harus dibereskan...
Dan hukum adalah bab pendahuluan...
Jika Bapak gagal menegakkan hukum.. bukan saja tidak ada orang datang berdagang.. Tapi kita menyiapkan perang..
Entah dengan siapa...
Tetapi perang terjadi karena jalan hukum makin tidak terang... di sepanjang jalan banyak preman..
Benahilah hukum ini,
Wahai Bapak Presiden,
tegakkanlah keadilan..
Meski besok langit runtuh..
Fiat justitia ruat caelum.
Twitter @Fahrihamzah
23.00-41 9/7/2017
#SaveHermansyah
Post a Comment