KH Hasyim Muzadi dan 400 Buku Kritik terhadap Islam Liberal yang Dibelinya
Hampir sepekan KH Hasyim Muzadi wafat. Banyak kenangan tentang dirinya. Juga ide-idenya soal kebangsaan, keumatan dan keislaman. Bagaimana pandangan mantan Ketua PBNU itu terkait pemikiran Islam liberal yang berusaha dicitrakan kepada NU?
Kisah perjumpaan Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Fahmi Salim dengan KH Hasyim Muzadi akan menjawabnya dengan tuntas. Fahmi Salim menuliskan pengalamannya itu dalam laman facebooknya. Berikut petikannya:
Seingat saya 3 bulan setelah saya menikah, dan setelah thesis master diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh penerbit GIP tahun 2010, saya mendapat undangan mengisi seminar pembangunan menuju visi Musi Rawas Darussalam di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Saat itu bupati dijabat oleh Bapak Ridwan Mukti, saat ini ketua ICMI Sumsel.
Diluar dugaan saya, ternyata saya mengisi seminar itu mendampingi tokoh kita KH. Ahmad Hasyim Muzadi, saat itu masih menjabat Ketua Umum PBNU. Masya Allah, gemetaran juga hati ini, anak kemarin sore harus bicara berdampingan dengan tokoh besar yang sudah malang melintang di tanah air dan ketua umum ormas besar di Indonesia.
Sesaat sebelum menaiki tangga pesawat menuju Musi Rawas itulah saya menghadiahkan buku yang berjudul Kritik Terhadap Studi Al-Qur’an Kaum Liberal. Sontak, beliau sangat kegirangan.
“Wah, Mas Fahmi, buku seperti ini yang sudah lama saya cari. Aku seneng banget ini”, itulah kata-kata yang teringat dalam memori saya.
Perjumpaan kedua dengan beliau, saat beliau menemani ulama besar dari Suriah Prof. Dr. Wahbah Zuhaili (alm.) saat diundang mengisi seminar di kampus Universitas Islam As-Syafi’iyah tahun 2011. Waktu saya diminta oleh Ibu Prof. Tutty Alawiyah sebagai moderator seminar tersebut. Lagi-lagi beliau sangat antusias menyapa dan diskusi ringan dengan saya di sela jamuan makan siang.
Berikutnya, ketika Pak Kyai melakukan konsolidasi tokoh-tokoh NU se-Jawa, Madura dan Sumatera di Al-Hikam Depok pada Desember tahun 2014 saya diminta beliau mengisi sesi Tantangan Liberalisasi Tafsir Quran di Indonesia. Di kesempatan itu beliau memesan 400 eksemplar buku saya utk dibagikan kepada tokoh-tokoh NU struktural yang hadir.
Antusiasnya KH Hasyim Muzadi terhadap buku Fahmi Salim dan pemesanan 400 eksemplar buku yang mengangkat tema kritik terhadap liberalisme Islam menjadi bukti dimana posisi almarhum berada. Secara jelas dan tegas KH Hasyim Muzadi merupakan ulama yang sangat khawatir terhadap pemikiran Islam liberal yang saat ini justru banyak dipromosikan oleh Jaringan Islam Liberal (JIL).
Post a Comment